Hai kamu yang lagi baca,aku mau kasih tahu kalau kamu bisa ganti tulisan ini dengan kata-kata pembuka sesuka hati kamu.Enjoy It :)
RSS

Selasa, 22 November 2011

kebingungan Dinar


           
           Disemilir angin malam yang menusuk, Dinar sedang belajar diluar kossannya sambil termenung, dia memikirkan bagaimana caranya agar dia dapat meneruskan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi karena dia sudah kelas 3 SMA. Pikiran itu selalu menghantui Dinar, kadang terbesit dibenaknya, tak usahlah meneruskan kuliah Dinar kamu ini bukan orang yang kaya untuk semua itu, namun dibalik itu ada kemauan yang tinggi untuk menciptakan suatu hal yang besar, ayo Dinar kamu bisa dimana ada kemauan disitu ada jalan. Batin Dinar bangkit.
            Dengan seiring waktu Dinar terus belajar dan terpikir olehnya untuk memulai usaha kecil yang uangnya dapat ditabung sedikit demi sedikit, demi biaya untuk meneruskan kuliahnya. Dinar memulai usahanya sebagai penjual keripik ubi keliling. Semua itu di lakukannya hanya untuk menggapai cita-citanya dari kecil yaitu menjadi seorang pengusaha. Saat Dinar masih berumur 5 tahun, saat itu Dinar sedang menonton acara TV di rumah salah satu tetangganya karena Dinar tidak mempunyai TV. Acara yang di tontonnya adalah seorang yang miskin tapi akhirnya menjadi kaya karena dia membuka usaha membuat kerupuk, di mulai dari hal yang kecil akhirnya orang itu mempunyai perusahaan yang besar dan menjadi pengusaha yang kaya. Sekarang itulah sebenarnya yang di impi-impikan oleh Dinar seorang pengusaha besar dan bersekolah tinggi seperti para pejabat. Dia tidak mau terus terlarut dalam kemiskinan.
“keripik-keripik,,,,,” teriak Dinar menjajahkan dagangannya
“huhh.... hari ini hari yang kurang beruntung bagiku tak ada satu pun orang  yang membeli” batin Dinar menggrutu sambil mengelap keringat dikeningnya. Tapi dia tak mau menyerah, Dinar langsung beranjak untuk menjajahkan barang dagangannya lagi. Lama ia berjalan, keripiknya hanya laku beberapa bungkus, tak terasa senja mulai menyelimuti bumi, Dinar langsung pulang ke kosannya. Merebahkan badan di atas kasur yang tak empuk lagi tapi itu sudah terbiasa di rasakannya, menghela nafas yang setidaknya dapat menghilangkan penatnya seharian ini.
***
            Dinar tak pernah menyarah, dia terus berusaha mencoba-coba usaha lain tapi yang masih berhubungan dengan ubi karena hanya ubi yang dapat di beli olehnya, ternyata dagangan Dinar selalu ada peningkatan dari hari kehari di tambah lagi sudah banyak orang yang tahu dengan dagangannya yang enak. Bukan hanya itu pekerjaannya sebagai pelayan di kantin juga ada kemajuan, jadi waktu itu makanan yang di jual ibu kantin laku habis karena itu dia mendapatkan bonus dari gajinya yang biasa sehari cuma Rp 20.000 jadi Rp 40.000 ya lumayan nambah tabungan.
            Akhirnya ujian semester datang, semua siswa pasti selalu gugup dalam menghadapi ujian ini apalagi sudah kelas XII itu berarti sebentar lagi UN (ujian nasional) yang menentukan kelulusan mereka. Ujian selesai tinggal menunggu pengumuman peringkat, ya seperti biasa Dinar tetap saja jadi yang terbaik di kelasnya. Namun Dinar masih bingung  bagaimana caranya agar dapat meneruska sekolah ke perguruan tinggi.
            Berkat do’a dan usahanya dagangan Dinar terus berkembang, dia pun tidak berjualan keliling lagi, dagangannya sekarang juga bermacam-macam tapi tetap saja berbau ubi, seperti keripik ubi, kue dari ubi tapi bermacam-macam rasa, tela-tela,tak hanya itu banyak juga yang memesan kue ulang tahun yang berbahan dasar dari ubi, itu di mulai Dinar saat ada seorang temannya yang berulang tahun minta di buatkan kue dari ubi dan ternyata rasanya enak, Dinar berhasil membuat itu. Dan akhirnya semua teman Dinar mengetahui keahliannya dan semakin banyak teman Dinar yang memesan kue padanya. Tak jarang juga Dinar kewalahan dalam menghadapi pesanan dari para pelanggan, Dinar hanya bilang “maaf ya teman aku tak bisa buat kue sebanyak itu” Dinar terpaksa menolak permintaan itu karena dia hanya sendirian dalam mengerjakannya dan juga Dinar mesti belajar karena 3 bulan lagi akan menghadapi UN.  
***
            Tak terasa tiga bulan berlalu, akhirnya momok yang paling menegangkan menghampiri siswa kelas XII, selama tiga hari mereka menghadapi UN. Tak terasa hari pengumuman kelulusan pun datang. Dinar pergi kesekolah dengan hati yang gugup.
“ Bismillahirrohmanirrohim.....” kata ini yang keluar dari mulut Dinar saat membuka amplop kelulusan. Langsung tersungkur kepala Dinar ketanah sebagai tanda rasa syukurnya, ternyata sekolah Dinar lulus 100%.
“alhamdulillah ya allah,, terima kasih,”
Saat semua merayakan kelulusan, terdengar panggilan dari kantor
“ panggilan kepada Ayu Dinar Larasati, di harapkan segera ke sumber suara” Dinar langsung beranjak dari duduknya menuju kekantor.
“ Dinar ini ada surat untuk kamu” kata pak Edo sebagai staf TU di sekolahnya
“ ohh,, iya pak terima kasih”
Dinar langsung membuka amplop itu, ternyata itu surat pemberitahuan dari salah satu universitas ternama di Indonesia bahwa Dinar lulus melalui jalur SMPTN undangan dan mendapatkan bea siswa 100%. Dinar langsung sujud dengan bercucuran air mata.
“ alhamdulillah ya allah.... alhamdulillah....”  Kata ini tak henti-hentinya keluar dari mulut Dinar.
“ terima kasih ya allah sudah banyak nikmat yang kau berikan padaku”
***
             Usaha Dinar semakin maju. sekarang dia sudah bisa membuka sebuah toko kue ubi, dan Dinar tidak lagi tinggal di kosan kecil, dia sudah bisa membeli rumah dan hidup bersama kedua orang tuanya, serta toko Dinar sudah mempunyai 20 kariawan. Dan kuliah Dinar juga berjalan lancar. Sekarang Dinar menjadi seorang pengusaha muda dan dermawan, Dinar selalu mengirimkam kue serta bantuan kepada panti asuhan. Karena dia tahu bagaimana rasanyan hidup susah. 
blogger

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Thank You Myspace Comments