***
Rama langsung stand by dari selesai magrib sambil memegang HPnya. Pukul 21:00, pukul 22:00, pukul 24:00 Syaza belum juga menelfon. Rama sudah merasa putus asa dan akhirnya dia tertidur di atas kursi sambil menunggu telfon dari syaza.Tli….liiii….liiittt…. bunyi HP Rama, “ huh siapa yang nelfon malam-malama gini, dilihatnya ternyata syaza, “ assalamu’alaikum, kenapa sayang?”
“ katanya kemaren mau di telfon, sekarag udah di telfon malah masih tidur,”
“Kamu nelfonnya udah jan 03:00 aku kan ngantuk yang,,”
“ aku nelfon kamu sekarang, aku mau bangunuin kamu buat sholat tahajud “. Lagi-lagi kata-kata syaza membuat hati Rama bergetar merasa bunga-bunga cinta itu semakin mekar di hatinya.
“ya udah aku bangun sekarang”
“sekarang kamu wudhu, langsung sholat. Mintak sama Allah biar dikasih kebahagiaan dunia akhirat. Udah ya, assalamu’alaikum”
“ oke sayang, wa’alaikumsalam”
Suasana hening malam itu, mereka berdua melakukan sholat tahajud dan termenung dalam sujudnya masing-masing, disertai tetesan air mata yang membasahi sejadah. Mereka berdua mengadukan bagaimana tentang hubungan yang mereka jalani sekarang. Apa lagi Rama yang baru pertama kalinya sholat tahajud dia menceritakan semua yang dialaminya, dari sifat ayah yang acuh, sikapnya yang brutal walaupun pintar, dan tentang Syaza yang sekarang mulai masuk di relung hatinya sebagai bidadari penerang hidupnya.
Sejak malam itu Rama agak jarang menelfon Syaza dan tingkahnya juga tidak seperti dulu yang seenaknya sendiri. Ketiga temannya merasa aneh, sekaligus bahagia karena Rama sekarang sudah lebih baik.
To be continued
***
0 komentar:
Posting Komentar